Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

KECEMASAN TERHADAP KEADAAN TANPA BOBOT

Published by ABAD ANTARIKSA under on 20.43

Hantu besar bagi penerbangan di antariksa adalah keadaan tanpa bobot yang sering disebut gaya berat nol. Istilah terakhir ini secara teknis tidak tepat, sebab antariksawan dalam sebuah satelit yang mengorbit tetap berada dalam pengaruh gaya berat seperti kalau ia berdiri di tanah. Tetapi, karena ia tidak lagi melawan gaya berat. Keadaan itu tepat sama dengan keadaan di dalam sebuah elevator yang jatuh bebas: orang di dalamnya akan melayang. Tetapi jatuh bebasnya sebuah elevator hanya beberapa detik lamanya, sedangkan kapal antariksa dapat “jatuh” untuk selama-lamanya mengelilingi bumi atau mengelilingi matahari.

Ada kekhawatiran bahwa keadaan tanpa bobot yang berhari-hari lamanya akan menyebabkan mabuk tak terkendalikan, hilangnya koordinasi otot, liarnya detak jantung, dan aneka ragam perubahan berbahaya dalam fungsi tubuh. Penerbangan Laika (anjing pertama) selama seminggu dalam Sputnik II menghapuskan kekhawatiran tersebut dan Program Gemini membuktikan bahwa keadaan tanpa bobot itu tidak menimbulkan persoalan apapun bagi manusia sampai batas dua minggu. Antariksawan L. Gordon Cooper dan Charles Conrad telah membuat rekor penerbangan antariksa selama delapan hari pada bulan Agustus 1965. Bahkan pada bulan Desember tahun itu juga antariksawan Frank Borman dan James Lovell mampu menahan keadaan tanpa bobot selama 14 hari kurang sedikit. Pada tahun 1974 tiga antariksawan berada dalam keadaan tanpa bobot selama 84 hari dalam stasiun antariksa Skylab. Rekor ini dipecahkan oleh dua orang antariksawan Rusia yang tinggal dalam stasiun antariksa Salyut 6 selama 175 hari. Belum diketahui akibat keadaan tanpa bobot yang berjangka panjang – katakan dalam perjalanan ke Mars yang hampir mencapai satu tahun.

Di dalam lingkungan Skylab yang bebas bobot itu, otot jantung dan pembuluh darah melembek karena menjadi lemah akibat kurangnya penggunaan. Badan yang tidak cukup digerakkan juga akan kehilangan cairan, jaringan otot dan sebagian kalsium yang mengeraskan tulang. Rombongan antariksawan pertama bersenam setengah jam sehari untuk menekan efek ini sampai minimum. Meskipun demikian, setelah dua minggu, pengujian tes menunjukkan bahwa mereka kehilangan sebagian kemampuan berolah gerak dalam keadaan normal di medan gaya berat. Ketika penugasan selesai, jantung mereka mengerut tiga persen dari ukuran semula. Pengantariksaan 84 hari rombongan ketiga mungkin dapat menimbulkan perubahan yang lebih drastis lagi. Tetapi pengaruh penerbangan lama itu sangat berkurang berkat tambahan waktu senam menjadi satu setengah jam sehari. Kecuali lebih banyaknya kadar kalsium yang hilang, rombongan ketiga mengakhiri penugasan mereka dalam kondisi yang lebih baik daripada yang pertama.

0 komentar:

Posting Komentar