Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

SEJAUH MANA TATA SURYA ITU TIADA DUANYA?

Published by ABAD ANTARIKSA under on 20.52

Sampai tahun 1930-an pun para ahli astronomi berpendapat bahwa bintang adalah matahari kosmis yang kesepian, tanpa memiliki planet satu pun. Memang buku astronomi populer zaman itu kerap kali menyatakan bahwa tata surya kita mungkin adalah satu-satunya, dan bumi boleh jadi merupakan kubu terakhir dalam alam pikiran pra-Kopernikus yang serba berpusatkan bumi. Dan meskipun baru muncul setengah abad yang lalu, pandangan ini sekarang tampak sekuno pandangan para ahli filsafat Abad Pertengahan bahwa sinar di langit itu adalah lubang-lubang kecil di surga nan agung.

Gagasan bahwa bumi tiada duanya tidaklah didasarkan pada prasangka belaka. Menurut para ahli astronomi tahun 1930-an dan sebelumnya, planet-planet ini dapat terjadi hanya karena suatu peristiwa yang teramat jarang, yaitu karena adanya dua bintang yang hampir bertumbukan sehingga tarikan kuat gravitasinya telah merobek bahan secukupnya dari masing-masing bintang untuk membentuk planet. Tetapi antariksa itu begitu lengang sehingga pertemuan dua bintang dengan cara ini hanya dapat terjadi tidak lebih dari beberapa kali saja sepanjang sejarah alam semesta.

Pada tahun 1940-an teori tabrakan, atau teori “pasang”, jatuh namanya karena tak dapat menjelaskan fakta yang ada. Tambahan pula, akibat pengalaman pahit berabad-abad para ahli astronomi menjadi curiga terhadap setiap teori yang memberikan tempat istimewa kepada tata surya kita. Pernah disarankan beberapa metode yang memperlihatkan bahwa matahari yang terisolasi pun dapat melahirkan planet tanpa terlibatnya bintang lain. Oleh karena itu adanya tata planet lain merupakan hal yang lazim, tak seorang pun dapat menduganya.

Salah satu alasan tersebarnya pengertian bahwa planet tata surya kita ini unik adalah kenyataan bahwa ahli astronomi tidak tahu bagaimana menemukan benda sekecil planet di antariksa. Tetapi pada tahun 1942 suatu penyimpangan kecil sekali berhasil diamati pada lintasan bintang kembar yang dikenal sebagai 61 Cygni. Penyimpangan ini hanya dapat diterangkan dengan adanya planet yang mengelilinginya. Meskipun belum dapat dilihat, planet ini telah diberi nama 61 Cygni C. Sejak tahun 1942 berbagai benda luar tata surya yang sama tipenya telah ditemukan, sehingga memberikan petunjuk kuat bahwa tata planet adalah hal yang cukup lazim pada setiap bintang.

Petunjuk lebih kuat diperoleh dari suatu penemuan astronomi yang memukau dan mungkin dapat disebut Kasus Aneh Hilangnya Momentum Putar. Bila kita perhatikan tata surya kita, akan kita temukan bahwa meskipun hampir seluruh massanya( 99,9 persen ) berada pada matahari, namun hampir seluruh gasingan ( 98persen ) terdapat pada planetnya. Awan gas memijar yang akhirnya terbentuk matahari rupanya telah dirampas gasingannya akibat terjadinya planet. Memang, jika kita menghitung mundur, kita temukan bahwa andaikata terbentuk tanpa planet, matahari akan bergasing 50 kali lebh cepat dari sekarang.

Kini, berkat adanya spektroskop, mungkinlah kita mengukur gasingan banyak bintang, meskipun bintang itu hanya terlihat sebagai titik cahaya dalam teleskop paling kuat sekalipun. Maka muncullah fakta yang mengejutkan: bintang-bintang muda dan panas memiliki perputaran sangat cepat, sebanding dengan laju perputaran matahari seandainya tanpa planet. Tetapi kalau kita atur bintang-bintang di dalam urutan evolusinya, yang lebih tua dan lebih dingin tampak lebih lambat gasingannya. Maka terbuktilah bahwa setiap matahari (bintang) memberikan gasingannya kepada planetnya atau bintang kecil sekutunya. Suatu perlambatan tiba-tiba sewaktu mulai berkeluarga tentu bukanlah gejala yang terbatas pada matahari saja.

0 komentar:

Posting Komentar