Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

BADAI MEMATIKAN DI ANTARIKSA

Published by ABAD ANTARIKSA under on 21.38

Matahari mempunyai pengaruh sangat besar pada manusia di bumi dan biasanya berupa berkat. Tetapi di antariksa pengaruhnya menimbulkan akibat yang jauh lebih buruk. Gejala matahari yang paling berbahaya adalah letusan dasyat yang disebut jurai matahari. Letusan ini dapat memacu angin matahari – menjadi badai yang berhembus sampai 1.600 kilometer per detik. Jurai berbeda dengan “prominensa” mirip nyala api yang juga muncul di permukaan matahari. Kadangkala semburan awan proton pada jurai itu dapat menewaskan antariksawan yang terbang mengarunginya.

Guna menyelidiki kegiatan matahari, puluhan roket dan satelit telah dikirim untuk pengintaian. Tugas yang lingkupnya paling luas dilakukan oleh kedelapan OSO (Orbiting Solar Observatory, atau Observatorium Matahari Pengorbit) pada tahun 1960-an dan 1970-an. OSO pertama menemukan bahwa jurai perusak itu kerap kali didahului “jurai mikro” yang tak terlihat dari bumi.

Satelit yang telah dirancang untuk mengamati matahari (bernama Solar Maximum Mission) diluncurkan pada tahun 1980. Satelit yang dijuluki Solar Max ini memiliki tujuh peralatan pengamat jurai mikro serta lain-lain gejala. Berdasarkan data yang dikumpulkannya dapat dibuat ramalan teratur tentang badai matahari sehingga bahaya bagi penjelajah antariksa masa depan.

PLANET MERAH

Published by ABAD ANTARIKSA under on 21.36

Mars : Part - 1

Dari sudut pandangan penghuni bumi yang penuh rasa ingin tahu, planet yang paling menarik dalam banyak hal adalah Mars. Atmosfernya cukup tebal hingga memungkinkan suatu bentuk iklim dan cuaca, namun awannya tidak menyembunyikan permukaan planet seperti planet Venus. Seperti bumi, di sana terdapat tudung kutub putih, dan corak permukaannya berubah menurut perubahan musim.

Ciri-ciri yang menyerupai ciri bumi ini menyebabkan beberapa orang berpikir bahwa Mars dihuni oleh suatu jenis kehidupan yang tak berbeda jauh dengan yang ada di bumi. Memang, sepintas lalu planet ini tampak nyaman sehingga banyak penulis, yang tidak semuanya dengan sadar menulis cerita khayal, telah mengisi planet itu dengan penghuni yang kecerdasannya paling sedikit tidak kalah dengan manusia. Walaupun pandangan ekstrem ini tidak dianut oleh kebanyakan ahli astronomi, banyak yang percaya bahwa Mars dapat menunjang kehidupan. Pengamatan mutakhir telah mengecilkan, tetapi tidak menghilangkan, kemungkinan ini. Kalau ditinjau dari keadaannya yang cocok bagi kehidupan, Mars tergolong planet yang khas.

Kemungkinan adanya kehidupan di Mars tidak didasarkan pada kesamaan planet itu dengan bumi. Dari segi fisis yang penting, Mars kalah dengan Venus dalam kemiripannya dengan bumi. Garis tengahnya (6.780 kilometer) hanya sedikit lebih besar daripada setengah garis tengah bumi, sedangkan massanya kira-kira hanya sepersepuluh massa bumi. Orbit Mars lebih lonjong daripada orbit bumi dngan jarak rata-rata kira-kira 225 juta kilometer dari matahari, jadi lebih dari 50 persen lebih besar daripada orbit bumi. Kecerahan cahaya matahari di Mars rata-rata kurang dari setengah kecerahan di bumi, dan ini menyebabkan planet tersebut jauh lebih dingin.

Ciri-ciri yang menunjukkan kemungkinan adanya kehidupan di Mars sukar dilihat. Walaupun atmosfer Mars pada umumnya jernih, planet ini merupakan sasaran yang menjengkelkan. Dengan teleskop besar sekalipun Mars hanya terlihat sebagai bola kecil jingga kemerah-merahan yang tepinya kabur dan biasanya agak bergetar akibat golakan dalam atmosfer bumi. Mata awam tidak akan melihat apa-apa kecuali tudung putih kutubnya, yang salah satunya biasanya tampak, dan beberapa bercak gelap. Tetapi bila pengamat tekun dan beruntung mendapatkan malam yang ketampakannya baik, bola kabur tersebut akan menampakkan ciri-cirinya. Noda-noda gelap disitu mulai dapat dikenali. Batasnya terlihat lebih tajam dan noda-noda kecil tampak di antaranya. Akhirnya muncullah saat langka ketika udara di atas sana tenang. Bola kabur tadi tiba-tiba menjadi tajam dengan ratusan ditil kecil yang beraneka ragam dan begitu banyak sehingga tidak mungkin diingat. Lalu tiba-tiba semuanya lenyap. Tinggallah si pengamat yang merasa telah kehilangan pandangan yang memesonakan. Dengan buru-buru ia akan menggambar beberapa ditil, lalu menunggu lagi munculnya kembali ketampakan sempurna yang jarang terjadi.

Fotografi paling baik pun tidak pernah menangkap saat langka sekejap ini, sebab mustahillah meramalkan kapan ketampakan sempurna yang pendek ini akan terjadi dan melakukan pemotretan pada saat yang tepat. Oleh karena itu sebelum tahun 1965, yaitu sebelum pesawat antariksa Amerika Serikat Mariner IV menghasilkan gambar Mars yang menaknjubkan dengan pengambilan jarak dekat yang pertama, pengetahuan menditil yang terbaik tentang permukaan Mars merupakan hasil kerja tekun selama bertahun-tahun yang dilakukan oleh teleskop oleh banyak pengamat yang sangat terlatih. Walaupun gambar mereka jauh lebih menditil daripada foto-foto yang ada, namun tidak senantiasa tepat atau cocok satu sama lain.

Dari ketidakcocokan inilah timbul perdebatan yang hangat tentang adanya terusan-terusan yang mungkin merupakan episode paling konyol dalam sejarah astronomi modern. Pada tahun 1877 ahli astronomi Italia Giovanni Schiaparelli mengumumkan bahwa ia telah melihat jaringan garis lurus tipis di Mars. Ia menyebutnya canali dalam bahasa Italia yang artinya “terusan“. Ia tidak mengatakan bahwa terusan itu adalah buatan, dan ia mungkin terperanjat ketika ahli astronomi Amerika Percival Lowell menegaskan bahwa terusan-terusan itu adalah canali atau terusan irigasi hasil galian penghuni berperadaban tinggi di Mars untuk mengalirkan air dari tudung es kutub yang sedang mencair. Ia menjelaskan dalam rentetan artikel, buku dan kuliah bahwa penduduk Mars berada dalam kesulitan. Planet mereka sedang mengering, dan mereka harus menggunakan air yang tersisa sebaik-baiknya.

Makin lama pengamatan Lowell, makin banyak terusan yang dilihatnya; peta-petanya yang lebih akhir penuh jaringan terusan bersimpang siur. Garis-garis itu lebih daripada terusan, katanya. Saluran air sendiri terlalu sempit untuk dilihat, tetapi pada kedua tepinya terdapat ladang-ladang tempat para penghuni Mars memelihara tanaman yang mereka aliri. Pada bagian tertentu tempat garis-garis berpotongan terletak oase-oase luas, yang mungkin pusat peradaban Mars.