Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

VENUS YANG PANAS DAN VENUS YANG DINGIN

Published by ABAD ANTARIKSA under on 21.28

Venus : Part - 3

Untuk menentukan mana yang benar antara konsep panas dan dingin mengenai Venus diperlukan alat kunci berupa sebuah detektor. Alat ini disetel untuk menangkap gelombang yang mungkin berasal dari ionosfer planet tersebut. Detektor tadi mengukur gelombang dari dua arah lintasannya, yaitu dari lintasan langsung ke dasar atmosfer, dan dari lintasan miring lewat bagian lain atmosfer. Karena lebih panjang, lintasan yang miring itu melintasi lebih banyak lapisan ionosfer. Jadi, bila Venus memiliki ionosfer rapat seperti yang diharapkan oleh hipotesis dingin, lintasan miring akan menghasilkan lebih banyak gelombang daripada lintasan langsung. Tetapi yang diperoleh ternyata kebalikannya. Selama memayari Venus, Mariner II menunjukkan bahwa lebih banyak gelombang yang ditangkap dari arah langsung daripada arah miring. Hasil ini berarti bahwa ionosfer Venus tidak cukup rapat untuk menjadi pancaran sumber gelombang mikro, padahal lapisan pemancar gelombang mikro seperti itu diperlukan dalam paham dingin tentang Venus. Tiadanya lapisan tersebut berarti bahwa Venus tidak mempunyai permukaan dingin di bawah awannya. Sebagian besar permukaan planet tersebut hampir merah membara. Suatu perangkat peralatan yang berbeda pada Mariner V mendukung kesimpulan itu pada tahun 1967. Pada tahun yang sama pesawat antariksa Rusia Venera IV pun melepaskan sebuah kapsul ke atmosfer Venus dan melaporkan suhu melalui radio. Meskipun kapsul ini tidak mencapai permukaan Venus, penemuannya menunjukkan bahwa suhu permukaan tidak mungkin jauh lebih rendah daripada yang telah diukur sebelumnya dengan metode lain. Venera V dan IV menemui nasib yang sama dengan yang dialami pendahulunya, dan tak dapat melewati atmosfer Venus yang panas dan bertekanan tinggi itu dengan selamat. Tetapi Venera VII yang baru diluncurkan pada tahun 1970 mencapai keberhasilan yang pantas dicatat. Setelah pendaratannya yang berlangsung selama 35 menit, pesawat tersebut berhasil melakukan sentuhan pertama antara benda buatan manusia dan permukaan Venus. Selama 23 menit sesudah pesawat itu mendarat, peralatannya memancarkan sinyal radio dan melaporkan suhunya setinggi 453O sampai 495OC serta tekanan sekitar 90 atmosfer.

Tugas berikutnya bagi para detektif Venus adalah menjelaskan mengapa permukaannya sedemikian panas. Sumber panas yang paling mungkin adalah cahaya matahari dan mekanisme pengumpulan panasnya adalah “efek rumah kaca“ yang juga berlaku di bumi walaupun secara kecil-kecilan.

Nama “efek rumah kaca“ berasal dari rumah kaca tanaman, yakni sebuah peranti tepat guna untuk menyimpan energi matahari dan oleh karenanya dapat membuat suhu di dalamnya lebih tinggi daripada udara di luar. Cahaya matahari masuk lewat atap kaca dan menghangatkan tanaman serta tanah yang disinarinya. Selanjutnya, tanaman dan tanah memancarkan panas itu kembali, tetapi karena suhunya cukup rendah, maka radiasi yang dipancarkannya ke langit mempunyai panjang gelombang yang panjang. Gelombang ini ditahan oleh kaca sehingga energi panas itu tak dapat keluar dan suhu di dalam rumah kaca pun naik.

0 komentar:

Posting Komentar