Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

MENDIRIKAN KOLONI DI VENUS

Published by ABAD ANTARIKSA under on 21.24

Venus : Part - 8

Walaupun sekarang tampaknya mati, Venus tidak perlu dicoret untuk selamanya dari daftar tempat untuk dihuni kehidupan. Ada juga kemungkinan untuk hidup dengan sukar disana. Disana ada air, karbon dioksida, dan cahaya; inilah syarat yang diperlukan untuk fotosintesis. Nitrogen, yang penting untuk kehidupan di bumi, mungkin merupakan bagian terbesar atmosfernya. Unsur-unsur sampingan lainnya yang diperlukan kehidupan, misalnya fosfor, magnesium, dan lain-lainnya, menurut dugaan terdapat di permukaannya yang berdebu. Dengan demikian, sekalipun tidak sanggup mengembangkan kehidupannya sendiri, Venus merupakan tempat yang barangkali dapat dihuni oleh makhluk bumi. Mungkin ini dapat dicoba setelah suatu masa peralihan yang dapat disebut “teknik mikrobiologi planet“.

Mereka yang pernah menelaah keanekaragaman serta keberlimpahan kehidupan di bumi tentu akan terkesan oleh kemampuan yang menakjubkan pada beberapa jenis kehidupan untuk beradaptasi pada berbagai macam lingkungan. Organisme renik di bumi dapat tumbuh subur di sumber air panas, di padang salju, di air payau yang jenuh, di dasar laut yang gelap, dingin, dan tertindih tekanan. Bukan mustahil bahwa suatu organisme dapat ditemukan atau dikembangkan sehingga dapat hidup dan tumbuh pada suatu tempat di Venus, dengan harapan bahwa kelak planet itu dapat dihuni oleh bentuk kehidupan yang lebih tinggi.

Salah satu kawasan di Venus tempat koloni kehidupan dapat dikembangkan adalah di dalam awannya. Lapisan bawah awan mungkin mengandung tetes-tetes air pada suhu kira-kira -9O C, suatu keadaan yang dalam eksperimen laboratorium dapat mendukung kehidupan. Untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup di dalam awan Venus, koloni renik harus dapat menyerap air dari awan atau atmosfer dan mengubah gas nitrogen menjadi senyawa nitrogen untuk digunakan dalam proses kimia tubuhnya. Organisme tadi harus senatiasa hidup di udara, mengapung dengan dukungan golakan-golakan yang mengaduk awan. Organisme renik yang “ditanam“ di awan Venus tersebut harus tahan sinar ultraviolet dan harus sanggup berkembang biak dengan cepat bila terbawa ke tempat-tempat yang keadaannya menguntungkan.

Kelihatannya syarat-syarat ini cukup berat, tetapi organisme renik di bumi baru-baru ini telah membuktikan bahwa makhluk itu dalam beberapa tahun saja sudah mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru yang ganas. Beberapa di antaranya sanggup bersarang dalam tangki bahan bakar pesawat jet, dan di situ organisme tersebut hidup dari minyak tanah dan tampaknya tak terpengaruh oleh perubahan hebat tekanan dan suhu lingkungannya. Kelompok organisme lain telah belajar hidup dalam air pendingin yang mengalir melalui pusat reaktor nuklir, padahal di situ radiasinya dapat menewaskan orang dengan cepat.

Kemampuan yang dicapai penghuni paling sederhana bumi ini memberikan dorongan kepada para insinyur mikrobiologi planet. Mereka mengharapkan bahwa organisme yang diseleksi secara ilmiah akan lebih baik lagi. Jenis paling baik yang dapat dijadikan bahan permulaan adalah ganggang biru-hijau. Ganggang tersebut memiliki banyak kemampuan yang diperlukan. Bila ganggang ini ditaruh dalam laboratorium yang lingkungannya dibuat semakin berat selama beberapa tahun atau beberapa dasawarsa, maka akan tumbuh sejumlah biakan yang akan sanggup berbiak dalam awan Venus. Mengangkut biakan itu ke hunian yang baru bukanlah masalah, bahkan kendaraan antariksa yang sekarang ada pun sudah mencukupi.

Menurut salah satu spekulasi, kedatangan organisme renik di Venus akan berpengaruh besar pada planet itu. Setelah hidup di sana dan berkembang biak dengan cepat, organisme tadi akan menyerap sejumlah besar air serta karbon dioksida dari awan tempat tinggalnya dan menguraikan zat-zat itu dengan fotosintesis sehingga menghasilkan makanan serta melepaskan oksigen ke atmosfer. Sebagian besar zat organik yang akan dibentuknya adalah karbohidrat, yang boleh dikata merupakan gabungan karbon dan air. Bila sebagian dari organisme renik tadi jatuh ke atmosfer bawahnya yang panas atau terbawa ke sana oleh arus turun, kehidupan ini akan hangus menjadi karbon. Air di dalamnya akan terlepas dan kembali ke atmosfer, sedangkan karbonnya akan tertimbun di permukaan planet.

0 komentar:

Posting Komentar