Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Powered By Blogger

SAMUDERA YANG LENYAP

Published by ABAD ANTARIKSA under on 21.32

Mars : Part - 6

Kemungkinan adanya kehidupan di Mars pada masa silam tergantung pada sejarah awalnya yang masih gelap. Dugaan tentang ini tentu hanya samar-samar saja. Segera setelah terbentuk, Mars, sebagaimana semua planet awal lainnya, diselubungi atmosfer purba yang terdiri dari gas-gas “pereduksi” penuh hidrogen, seperti misalnya amoniak dan metan. Pada tahap lebih lanjut, rupanya gas-gas lain, termasuk uap air, yang tidak diketahui jumlahnya telah keluar dari dalam. Bila atmosfer bagian atas Mars selalu cukup rendah suhunya seperti perkiraan orang sekarang, tidak ada gas kecuali hidrogen ringan yang dapat lepas begitu saja ke antariksa, seperti gas buang. Mars begitu jauh dari matahari sehingga bagian atas atmosfernya mungkin tidak cukup panas untuk mempercepat molekul yang lebih berat hingga mencapai kecepatan lepas. Lalu, apa gerangan terjadi pada gas itu?

Dengan dasar petunjuk Mariner IV timbullah hipotesis yang diharapkan dapat menjelaskan apa yang terjadi pada uap air itu. Peralatan pesawat itu tidak mendeteksi medan magnet di Mars. Dengan demikian barangkali planet itu tidak mempunyai inti besi, dan ini dapat berarti bahwa besi dalam bahan pembentuk Mars tidak mengendap ke pusat planet. Bila besi ini terdapat banyak dipermukaan atau dekat permukaan, maka mungkin keadaan itulah sebab utama lenyapnya uap air.

Pada tahap pertama proses ini, uap air di dalam atmosfer terurai menjadi oksigen oleh sinar ultraviolet matahari. Hidrogen yang terlepas segera membubung ke antariksa. Pada tahap berikutnya oksigen bergabung dengan besi dan dan membentuk senyawa serupa karat. Proses ini menyerap oksigen dan mencegah terkumpulnya di atmosfer. Akibatnya atmosfer Mars tidak pernah mengandung cukup banyak oksigen seperti di bumi untuk melindungi air yang ada agar tak terurai oleh sinar ultraviolet. Dengan hilangnya air cair dari permukaan, uap air menipis dan langka di atmosfer sehingga kemampuan atmosfer menahan panas pun berkurang. Mars makin dingin dan mencapai keadaannya sekarang sebagai planet yang hampir beku tanpa oksigen bebas dan tanpa air terbuka dengan sedikit uap air dalam jumlah tak menentu.

Teori karat dalam sejarah Mars didukung hasil pengamatan. Bila dipantulkan oleh permukaan Mars, cahaya matahari mengalami berbagai perubahan akibat pengaruh bahan yang dijumpainya. Bahan di bumi yang dapat mengubah cahaya dengan cara paling serupa adalah limonit, yaitu besi oksida yang bergabung secara kimia dengan air. Bahan jingga merah suram ini bila dibubuk halus sangat mirip debu gurun Mars.

Pengaruh gabungan sinar ultraviolet dan besi yang mengarat itu mungkin sangat lambat, maka siapa yang cenderung berpikir bahwa keadaan Mars sekali lagi cocok untuk munculnya kehidupan dapat menoleh dengan penuh harapan ke masa muda planet itu. Pada saat itu mungkin terdapat cukup banyak air di permukaan dan iklimnya cukup hangat untuk menjaga adanya sedikit-sedikit air cair. Bila amoniak, metan dan gas pereduksi lainnya terdapat dalam atmosfer Mars, maka matanglah keadaan untuk timbulnya kehidupan, seperti di bumi dahulu.

Jenis kehidupan apa pun yang muncul di Mars akan ber-evolusi secara lambat melalui seleksi alam untuk bertahan pada lingkungan yang berubah. Kehidupan mampu bertahan dengan banyak cara. Andaikan oksigen tidak pernah ada di atmosfer, makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang tanpa itu, seperti yang terjadi pada banyak organisme bumi. Bila air cair makin berkurang, organisme Mars mungkin masih mampu menyimpan air dalam jaringan dan menambah persediaan berharga itu dengan menyerap air yang berbentuk lain di lingkungannya.

0 komentar:

Posting Komentar